Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Suatu Saat

Suatu saat kau akan mengerti Bagaimana lelahnya berlari Kemudian berhenti bermimpi Karena harapan yang tak pasti Suatu saat kau akan menyadari Kenangan indah akan seperti pelangi Hanya bisa kau pandangi Dan tak akan bisa kau datangi Suatu saat kau akan bertemu lagi Seseorang yang sangat kau kenali Tanpa bisa kau bersembunyi Dibalik karma yang kau nikmati Suatu saat kau akan kembali Pada sebuah tempat abadi Disana kau akan mengerti Karena tubuhmu telah mati Padang,  1 Desember 2017

Ksatria Tanpa Pedang

Ksatria pulang tanpa pedang Dia kalah di medan perang Perang tanpa pertempuran Kalah tanpa perlawanan Saat waktu berkata sudah Ini tak akan jadi masalah Tanpa kita harus resah Walau sulit untuk menentukan arah Tetaplah berdiri disana Bersama apa yang kau punya Bahagia dengan cara apa saja Atau menikmati sisa kisah kita Setidaknya kita punya cerita Tentang hujan dan senja Tanpa kita bisa menuliskan keindahannya Dan kau pun akhirnya melewatkanya Padang, 28 November 2017

Tempat Ternyaman

Tempat yang mana yang kau sebut tempat ternyaman Pelukan tanpa ikatan atau dekapan mantan Menurutku semuanya sama saja Sama-sama hanya tinggal kenangan Waktu terkadang berjalan pelan Dan terlalu cepat jika kita tak saling menahan Melihat pada sesuatu yang tak berkesudahan Berdebat dengan impian tanpa kenyataan Lebih baik menepi sendiri-sendiri Menemukan yang ternyaman di hati Memulai dengan rasa saling menyanyangi Memantaskan diri untuk saling melengkapi Semoga disana juga kau temui Seperti aku disini yang sedang mencari Seseorang yang akan selalu menemani Sampai saat aku tak bisa bernafas lagi Padang, 26 November 2017

Sedikit Mengenangmu

Bolehkah jika aku mengingatnya Sedikit saja tentang kenangan kita Tanpa banyak bicara kita pernah bersama Berkeliling menikmati keindahan kota Lisa, aku tak pernah lupa Kamu pernah ada sebagai kejutan semesta Meski tak tahu lagi rimbanya Aku masih menunggu kamu menyapa Kamu harus tahu waktu itu semestaku berpesta Menikmati hadirmu yang dengan tiba-tiba Hingga aku lupa bahwa aku telah jatuh cinta Pada sosok yang baru saja dikirimkan olehNya Aku masih percaya disana kamu juga mengingatnya Biarkanlah ini menjadi sedikit kenangan kita Meski tak seindah kisah cinta rama dan shinta Setidaknya kita pernah bahagia di bawah indahnya sang senja Padang, 26 November 2017

Apa Pikiranmu Tentangku

Apa pikiranmu tentangku Saat sorot mata tertuju Pada saat pandanganmu Tak lagi padaku Saat pujian itu berlalu Apa pikiranmu tentangku Sampai detik kau kehabisan waktu Hingga lisanmu membisu Tanpa permisi mendiamkanku Apa pikiranmu tentangku Sehingga waktu tak lagi mampu Menjawab semua keluh kesah masa lalu Seperti pohon yang dihinggapi benalu Apa pikiranmu tentangku Meski aku masih orang yang dulu Yang pernah membuatmu ragu Hingga kau pun memilih keliru Padang, 27 November 2017

Apa yang kau cari

Apa yang kau cari Di sini tak akan kau temui Seperti dia yang kau kagumi Apa yang kau cari Di sini hanya tempat pengembara sepi Yang hanya ingin menikmati hidup tanpa bermimpi Apa yang kau cari Di sini hanya ada luka yang ingin ku sulam menjadi permadani indah untuk ku nikmati Apa yang kau cari Jika tak kau temui lagi puisiku suatu hari nanti Percayalah kau abadi dalam sajak ini Padang, 24 November 2017

Apakah warna cinta

Apakah warna cinta... Setahu ku seperti warna pipimu Merah merona kala kucium mesra Apakah warna cinta... Setahu ku seperti warna bibirmu Tetap cantik meski tanpa gincu Apakah warna cinta... Setahu ku seperti warna hatimu Selalu baik meski terkadang duniamu sendu Apakah warna cinta... Setahu ku seperti puisi ini Yang kuciptakan hanya untukmu Padang, 22 November 2017

Lihat dia

yang perlu kamu tau, "tidak semua orang sama dengan masa lalumu, tidak semua orang harus bersifat seperti dia di masalalumu, tidak semua orang mencintaimu dengan cara dia di masalalumu setiap orang berbeda-beda. disana, di sisimu yang tak kau lihat, ada yang sedang berusaha beradaptasi denganmu, bersusah payah agar selalu dekat denganmu namun, apakah ada perubahan jika hanya dia yang berusaha sedangkan kamu masih memilih mencari yang sama dengan masalalumu kamu, orang teregois..... tetapi dia, menetap. tidak ingin beranjak. berharap kamu ingin berubah, berharap kamu melihat dia, berharap kamu lepas dari kekangan masalalumu. dia, selalu ada untukmu namun kamu tidak pernah melihat, apa yang seharusnya kamu dapat Karena di hatinya selalu, ada cinta untukmu dan sangat mengharapkan balasan cintamu Karya:@cesaarann ft @officialmoreztory_

Kepada bunga itu

Kepada bunga itu Matahari pun tau Angin pun malu Seakan memberitahuku Kepada bunga itu Taman selalu berusaha bahagia Menemaninya sampai hujan reda Seperti kekasih setia Kepada bunga itu Tangan-tangan penuh dosa berusaha Menyentuh bahkan memetiknya Namun malaikat selalu menjaganya Kepada bunga itu Seandainya dia tau Aku ingin menemaninya agar dia nyaman Aku ingin menjadi malaikat penjaganya Padang, 20 November 2017

Bolehkah aku bertanya dan kamu mendengarkannya

Gambar
Aku ingin bertanya Apakah ini gila Apakah ini cinta Ataukah pura-pura Ataukah sama yang kau rasakan Dengan apa yang kupertahankan Selamat malam "Kekasih yang seharusnya ada" Yang tak akan kau temui dalam peta dunia Boleh kau jawab dengan jawaban yang sama Dan yang pernah juga kau lontarkan padanya Yang membuatku tak mengerti lagi pada cinta ini Setidaknya kamu tetaplah dekat dihati Namun semakin hari semakin terseret jauh jadi mimpi Tahukah kamu kekasih yang seharusnya ada Aku tak lagi bisa bernyawa Jika saja kamu tak lagi cinta Bumiku tak lagi ceria Nestapa semakin berpesta Laut-laut pun sombong dengan ombaknya Seakan gembira akan kejauhan jarak, rasa dan kepura-puraan kita Padang, 19/11/2017. 11:19 Pm

Zaman ini

zaman ini.... Saat semuanya berlari mengejar yang tak pasti Saat semuanya tak lagi bisa mengerti bahkan memahami zaman ini.... Ketika cinta hanya di lihat dari mata dan tak lagi di rasakan dengan hati Saat yang di lihat hanya harta bukan lagi ketulusan yang suci zaman ini.... Saat semuanya saling benci bahkan saling mencaci maki Saat rasa toleransi di bunuh habis oleh kecanggihan teknologi zaman ini.... Seandainya terhenti apakah manusia akan berhenti berkelahi Jika saja semua kembali seperti dulu lagi Alangkah indahnya.... zaman ini Padang,  22 September 2017

Hajan, senja, dan kita

Adakah yang salah dalam keheningan rasa tanpa suara dan hanya hembusan angin saja sebagai perantaranya aku kira ini hanya candaan semesta, caranya mempertemukan kita lewat kata, dan menjauhkan kita kembali tanpa bicara Ini sebuah kisah hujan, senja dan kita Bolehkah ku sebut indah Meski ini tak mudah Tapi ini semua nyata Karena pernah ada kedekatan di antara kita berdua Kita yang bermimpi mempertemukan hujan dan senja Aku dengan puisi senjaku Kamu dengan cerita tentang hujan kebanggaanmu Tapi menurutku saat hujan bukanlah saat yang tepat untuk melihat senja Semoga hujanmu reda Agar senja yang indah datang pada saatnya Saat kita berdua bisa berpelukan mesra tanpa jarak diantara kita Tanpa ada antara dia yang pernah kau cinta Padang 24 September 2017

Ki(sah nya)ta

Mengaguminya.... menjaganya....dan mengikhlaskannya saat dia telah bahagia dengan pilihan Penciptanya Sebab cinta adalah diam yang berdoa Harap yang tak meminta Tangan yang tak akan lelah tuk menggenggam rasa Bagaimanapun akhirnya sebuah cinta Pasti akan indah pada sebuah kesan yang di tinggalkannya Tentang bagaimana ikhlas harus Berbicara pada waktunya Mengaguminya tak harus bersamanya Menjaganya tak harus di dekatnya Bahkan untuk tetap mencintainya selamanya juga tak harus di sampingnya Padang, Saat oktober tak lagi hujan

Kekasih yang seharusnya ada

Bagaimanapun kau tetap yang terindah Kamu tetap saja yang aku puja Menemukanmu bukanlah hal yang mudah Hingga aku takut semua rasa ini tiba-tiba sirna Meski tak pernah melihat ragamu menari di depan mataku Namun impianku selalu menyanyikan lagu cinta untukmu Impian yang ku usahakan jadi kenyataan Saat jarak tak lagi membelenggu perasaan Hai kekasih yang seharusnya ada Apa kabarmu di sana Masihkah kau bersembunyi di balik cinta Ataukah kau masih menunggu dia yang telah pergi membawa cintanya Aku di sini tetap mendoakanmu Dan semogakanmu dalam setiap heningku Dalam setiap sajak yang ku cipta Selalu ku bawa namamu sebagai tempat berlabuhnya

Malaikat anggun

Hadirmu memberiku sayap untuk terbang Menggapai semua impianku yang menjulang Kata-katamu menjadi jalan penerang kebahagian Membuat aku mengerti arti sebuah perjuangan Menetapmu membawa kedamaian Di saat jiwaku gelisah dalam penantian Elokmu memberi kesejukan Pada harapan yang kehilangan tuan Pergimu meninggalkan kerinduan Tentang kasih tulus penuh kesucian Hingga jarak tak mampu jadi penghalang untuk cintamu tetap pulang Malaikatku yang anggun teruslah bernyanyi Biarkan aku yang menari Sambil ku lukis warna pelangi Agar kau selalu bahagia menemani Padang, 12 Oktober 2017

Retak

Sejauh ini, bagian mana yang kamu pahami Caraku menemukanmu, atau caramu menjauh dariku Sepanjang kisah ini, episode mana yang  paling sempurna Caraku membuatmu jatuh cinta Atau caramu yang pura-pura lupa tentang kisah kita Sesudah semua hingar bingar ini Apakah kamu masih tetap peduli Atau berlalu dan kemudian pergi Jika semuanya sudah terhenti, apakah ini akan jadi kenangan Atau hanya akan menjadi awal sebuah perpisahan Padang, 24 Oktober 2017

Yang pergi

Ada yang datang lalu pergi Ada yang pergi lalu kembali lagi Mencari apa yang belum di mengerti Setelah itu pergi lagi . . Datangnya seperti pelangi Menyublin setelah hujan Perginya seperti matahari Tenggelam untuk menyambut malam . . Tapi tunggu dulu ini masih pagi Tersenyumlah dalam hati Semoga kita temui,hati yang benar-benar ingin di hiasi Padang, 25 Oktober 2017

Menemui pagi

Apa kabar embun Masihkah bulirmu anggun Apa kabar dingin Masihkah engkau berteman dengan angin Sudah lama kita tidak berjumpa Setelah pertemuanku dengan senja Aku setengah melupa Bagaimana kesejukan yang nyata Maafkan aku yang terbuai cahaya jingga Bukannya aku terlalu memujanya Tapi kilauannya sangat memanjakan mata Hingga aku lupa engkaulah kenyamanan sebenarnya Aku kembali bukan karena sepi Aku kesini bukan alasan benci Aku disini ingin mendiami Pelukanmu yang mendamaikan hati Padang,  28 Oktober 2017

Jalani

Semak belukar hidup Mengajarkan manusia bertahan Agar jangan mudah redup Supaya mampu untuk tetap menahan Berjalan mungkin tak harus beriringan Berlaripun begitu tak harus berombongan Sendiri namun menemui Perlahan namun pasti Jika saat sampai waktunya nanti Aku, kamu pasti akan mengerti Kenapa kita bertemu dan pergi Karena semua ini kenyataan dan bukanlah mimpi Jerit tangis mungkin saja terjadi Gelak tawa pasti pernah menghiasi Ketika semuanya telah kau lalui Di saat kau mengerti kenapa hidup begitu indah di nikmati Jangan sesali perpisahan Kenanglah pertemuan Karena sebuah perjumpaan Awal sebuah kenangan . . Ingatlah yang indah Kenanglah yang membekaskan kisah Buanglah yang membuat benci Semoga kau nikmati perjalanan panjang ini Padang, 27 Oktober 2017

Sahabat kecil

Ribuan hari telah berlalu Jejak demi jejak telah lama bisu Kau yang dulu sangat lucu Kini telah tumbuh jadi gadis pemalu Apakah kau masih ingat Aku yang selalu kamu bilang jahat Namun tetap saja kau mencariku Karena menurutmu aku lucu Kini dunia itu telah berbeda Kisah itu tak lagi sama Kita telah terjerumus jadi dewasa Menjadi manusia yang sering terluka Dulu yang ada hanya tawa Bercanda adalah kesenangan kita Walau hanya naik sepeda Bagi kita itu sudah paling istimewa Padang, 29 Oktober 2017

Surat cinta untuk senja

Di manapun kau berada Aku tetap saja jatuh cinta Meski hanya sekilas kulihat Bagiku kamu tetaplah memikat Senja bolehkah aku bertanya Bagaimana bisa kamu selalu indah Meski kita tak mempunyai rasa yang sama apakah pantas aku sebut ini cinta terindah Mungkin kau tak akan menjawabnya Biar aku saja yang berharap karena kehadiranmu sudah cukup adanya Tanpa aku tahu apa yang harus kau ucap Padang, 30 Oktober 2017

Jingga kelam

Ada yang hilang namun tetap cemerlang Seperti senja yang tenggelam di telan sang malam Meninggalkan seberkas cahaya yang tak lagi terang Menyisakan bias jingga yang semakin kelam Hilangmu tanpa permisi Seperti kemunculanmu yang sangat hati-hati Hingga tak mudah ku dapatkan bukti Bahwa cinta itu bisa datang dan pergi Sekarang hanya bayanganmu saja yang menari Di sela-sela mimpi yang tak mampu ku cumbui Kau hadir seperti peran pengganti Hadir namun tak di ketahui pasti Sudahlah aku bosan terus begini Biarlah ini jadi kenanganku saja Tentang bagaimana kita bisa berjumpa Meski tanpa kehadiranmu disini Padang, 1 November 2017

Hujan dan kenangannya

Ingatkah saat rinai membawamu kepadaku Saat aku melihatmu lama menunggu Menanti kekasihmu yang tak tepat waktu Hingga wajahmu cemberut begitu Aku tahu,,, tak seperti dirinya Dia adalah yang pertama Sedangkan aku belum pasti yang kedua Namun kau dan dirinya telah mendua Kamu pasti tahu,,, saat kesempatan ku dapat Hatimu terjerat Menjadikan kita cinta yang sesaat Membuat kisah ini menjadi sesat Kekasih,,, aku masih ingat kata sayang yang pernah terucap Hati yang pernah tertancap Tapi sayangnya bukan panah cinta Tapi rasa cinta yang kau pelihara dengan dusta

Ingat pencipta

Sialan memang sebuah kecanggihan Menghancurkan setengah pemikiran manusia Tak ada lagi ramah tamah dan kesopanan antar sesama Apakah ini yang kau sebut mengikuti zaman Semuanya tercampur arus kemudahan Serba instan laksana masakan Tanpa perlu banyak waktu Semua tercipta secepat hilangnya hantu Manusia tak lagi ingat penciptanya Dunia di jadikan ajang tebar pesona dan bergaya Semua merasa kaya Seperti berlomba menghamburkan harta Persetan baginya logika Inilah kenyataan yang ada Tanda akhir sebuah peradaban manusia Untuk menyambut kiamat dunia Zaman mungkin melesat cepat Namun kita jangan ikut tersesat Ikuti saja dengan tetap waspada Tanpa perlu terlarut menikmatinya Padang, 1 November 2017

Cinta tak pernah sia-sia

Cinta tak pernah sia-sia Pada siapapun kau berikan Cinta tak pernah sia-sia Pada siapa dia tertancapkan Cinta tak pernah sia-sia Jika saja diterima dan dipertahankan Cinta tak pernah sia-sia Meski kadang harus sirna dan dilupakan Cinta tak pernah sia-sia Saat kau benar-benar menerima Cinta tak pernah sia-sia Jika kau pernah jatuh cinta dengan sangat mesra

Erupsi rindu

Panas ini sangatlah membeku Membuat sekujur tubuh ini kaku Hingga tak mampu menafsirkan lagi arti senyummu Sampai tiap detik begitu cepat berlalu Di mana rindu yang dulu pernah bertamu Apakah dia jemu karena tanpa ada kata temu Ahh... itu hanya pikiranmu Tapi bagiku kamu tetaplah yang aku rindu Setelah waktu mengenalkanmu padaku Semua berubah menjadi tumpukan rindu Rindu yang menjulang tinggi Hingga membentuk gunung yang siap untuk erupsi Saat ini gunung rindu itu telah meletus dalam dada Lahar panasnya mengalir hingga kepalaku Mencari setiap sudut di mana keindahanmu berada Namun apakah di sana sama yang kau rasakan denganku Padang, 5 November 2017

Hujan

Rintiknya bagaikan gelora asmara Riuhnya seperti derasnya rindu kita Hawa dinginnya adalah nafas semesta Untuk menyapa jiwa yang sedang terlena Saat kemarau kau pernah mengharapkannya Sekarang datang saatnya dia berkunjung kau berteduh menghindarinya Apakah begini caramu berlindung Begini saja, mari kita mengambil indahnya Melihat kado apa yang dia bawa dari atas sana Apakah dia mampu mengalirkan rasa yang pernah ada Ataukah akan meninggalkan pelangi setelah kepergiannya Karena hujan yang jatuh tak pernah sia-sia Dia akan membasahi siapa saja sesukanya Memelukmu meski dalam duka Membuatmu tegar pada keheningan rasa Padang, 7 November 2017

Jika

Jika tiba saatnya Semua pasti akan bahagia Termasuk kita Jika saja engkau percaya Mungkin semua ini ada jalannya Kita akan bersama sampai akhir usia Jika saja jarak tak memisahkan Mungkin waktu akan mempertemukan Dua insan yang ingin disatukan Jika semuanya hanya mimpi Marilah kita aminkan dengan doa Agar keinginan kita di kabulkan olehNya Padang, 7 November 2017

Hangus

Mengapa kau menyulut lagi Bara api yang sempat padam Membuatnya menyala kembali Membakar lembaran baru menjadi kusam Aku tahu ini kesalahanku Caraku mencintaimu tak sesuai dengan inginmu Sebab cinta yang kupaksakan hadir Tak pernah kau relakan lahir Kini semua rasa itu telah hangus Dibakar oleh api cemburu diantara kita Hingga yang tersisa hanya debu rindu Berterbangan setiap kali aku mengenangmu Semua telah terlewati begitu saja Tanpa satupun yang tersisa Kita kembali seperti dulu Saat kita masih menjadi aku dan kamu Padang, 8 November 2017

Cinta tak bertuan

Kisah ini  harus kita relakan sirna Membuat luka baru yang menganga Hingga akhirnya kita harus saling melupa Bahwa pernah ada kasih sayang yang indah sebelumnya Sekarang semuanya telah berubah Kata cinta hanya tinggal kenangannya saja Cinta yang pernah menyatukan kita telah kalah Oleh jurang benci yang memisahkan kita Bagaimanapun kita pernah mengukir kata mesra di dalamnya Saling menemukan raga yang terpisah Namun takdir berkata kita tidak lagi ada pada satu kisah Kemudian cinta yang indah harus kita relakan sirna Sekarang cinta ini sudah tak lagi bertuan Namun  kita pernah menjadi peran utama Sebagai tuan dan nyonya di dalamnya Hingga akhirnya kita harus rela saling kehilangan peran itu untuk selamanya Padang, 10 November 2017

Senja di matanya

Ingin kubelai rona jingga yang kau punya Melewati sore menikmati warna bahagia Ketika aku bayangkan keindahanmu Seketika saja lenyap oleh cemburu Dia bersamamu lebih dulu dari penemuanku Sebab warnanya lebih indah dimatamu Aku ingin saja merebut tempatnya Namun sore tiba-tiba hujan dengan sangat lebatnya Lautku banjir air mata kecewa Awan hitam beramai-ramai tertawa Menyambut gelap malam yang segera tiba Tanpa senja kubiarkan indahmu di matanya Padang, 12 November 2017

Pesan angin

Bagai dedaunan yang gugur belum saatnya Ketika angin menampakan amarahnya Sang daun hijaupun ikut jatuh Meski mereka sedang bahagia tumbuh Daun tak pernah mengutuk angin Mereka tau semua ada saatnya Akan rela walaupun terpaksa Selalu berusaha meski belum ada jalannya Aku hanya mengikuti cara angin Tak banyak ingin Berusaha selalu ada Menemanimu menghirup nafas sampai kau tiada Kamupun harus begitu memahami Simpan apa yang tak kamu mengerti Dunia kadang hanya ingin menghantui Jiwa-jiwa angkuh penuh dengki Padang, 13 November 2017

Kicauanku untukmu

Kenapa engkau tak kepakan sayapmu Apakah lelah menderamu Sepertinya tak begitu Kau hanya gundah sahabatku Kenapa engkau tak berkicau lagi Apakah serak suaramu menyambut pagi Sepertinya tak begitu Kau hanya butuh energi kekasihku Kenapa duniamu tak riang seperti dulu Apakah sesak semua impian itu Sepertinya tak begitu Kau hanya terlalu berharap pada musuhmu Kenapa indah pada bulumu kusam Apakah berhias tak lagi dandananmu Sepertinya tak begitu Kau hanya lupa yang terindah adalah yang terdalam Padang, 14 November 2017

Pahami tak usah mengerti

Tak usah kau mengerti Kenapa malam tak bermentari Bintang kecil digemari Sedangkan dia tak bisa menari Apa yang kau pikirkan saat ini Itu hanya ilustrasi mimpi yang akan mati Suatu hari kita akan sama-sama lagi Apakah bercerita atau bernyanyi Usahlah cemburu pada waktu Dengan puas dia melahap impianmu Tanpa ragu kau pun dicumbu Seperti dugaanmu padaku Setelah ini apakah aku salah Tidak kamu pun begitu Kita hanya terpisah Jurang jarak dan waktu Padang, 15 November 2017

Senja seminggu (17:54)

Entah bagaimana rotasi bumi bisa membawamu Menjatuhkanmu tepat di depan mataku Seakan-akan waktu bersekongkol saat itu Hingga perjumpaan menjebak aku dan kamu Kisah masa lalu yang membawamu ke negeriku Negeri aneh ucapmu, karena membakar kulitmu Maafkan matahari negeriku Dia hanya ingin mengenalmu Seminggu yang pernah berlalu dengan bahagia Namun waktu mampu memberimu warna dan mengenalkanku cinta Berawal dari tatapan mata diantara kita Maafkan aku diam-diam menyimpanmu dalam ruang dada Seminggu bersamamu hari-hari seperti senja yang indah Menikmati pesona pipimu nan merah Hingga akhirnya kita harus pasrah Sebab pertemuan yang indah akan segera terpisah Padang, 17 November 2017

Jalan salah terbaik

Maaf jika aku pernah memberikanmu bunga Kemudian tiba-tiba saja bunga itu layu Bukan karena kau tak menyiramnya Namun dia layu karena tak bisa melawan jarak dan waktu Aku tahu semua ini begitu singkat Seperti kisah bahagia sesaat Namun kasih sayang yang kudapat Sangatlah indah meski dihalangi sekat Maafkan jika jalan yang aku pilih salah Namun semua ini tidaklah mudah Untuk tetap melanjutkan sebuah kisah Kita harus menuju pada satu arah Aku tahu ini salah dimatamu Tapi ini adalah pilihan terbaik untuk kita Bagaimanapun kita harus mengakhirinya Karena aku ingin menyelamatkanmu Padang, 19 November 2017

Nikmatilah

Berpestalah ratu dan rajamu Hari kemenangan itu telah tiba Peperangan telah berlalu Kekalahan tak akan lagi mengganggu dunia Ribuan hari berlalu membisu Suara-suara gaduh pemberontak telah diam Dibungkam cambuk dusta yang menggebu Amarah yang pernah menyala telah padam Nikmatilah kemenangan Biar aku menyaksikan Kebahagiaan buah dari sebuah kecurangan Mari buktikan pada dunia Apa benar ini yang seharusnya terjadi Atau kebusukan yang suatu hari Akan tercium dengan sendiri dari telapak kakinya_ #moreztory Padang, 18 november 2017